Cari Produk : Ctrl + F
Bibit Ulin (Eusideroxylon zwageri)
Ekologi
dan Tempat Tumbuh
Terrsebar di pulau Jambi,
Sumatera Selatan, dan seluruh Kalimantan.
Ulin tumbuh pada tanah kering yang sarang, pada tanah liat dan tanah
endapan batuan pasir, pada lapangan datar, miring, atau bergelombang
ringan. Jenis ini memerlukan iklim basah
dengan tipe curah hujan A pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m dpl.
Deskripsi
Tanaman
Tinggi pohon sampai 35 m
dengan panjang batang bebas cabang 5 – 20 m, diameter sampai 100 cm, kadang –
kadang sampai 150 cm, bebanir sampai tinggi 4 m, lebar 10 m dan tebal 14 – 40
cm. Kulit luar berwarna coklat kemerah –
merahan samapai cokelat tua atau coklat – kelabu, tebal 2 – 9 cm, kadang –
kadang beralur sanagat dangkal, mengelupas banyak kecil – kecil dan tipis.
Manfaat
dan Kegunaan
Kayu ulin dapat digunakan
untuk tiang landasan dalam tanah, balok, papan lantai, mebel, dan ukiran untuk
hiasan rumah. Kayu Ulin dipergunakan untuk sirap,
bangunan maritim, tiang, balok, kerangka atau papan pada bangunan perumahan dan
jembatan, bantalan, pintu air, balok pelapis jalan, tiang pagar, balok
percetakan, patok, karoseri, perkapalan, keser penyarad, tiang listrik dan sumpit
makanan.
Harga
: Hubungi Hp (WA)
Sumber
:
Atlas Kayu Indonesia Jilid I
(Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Bogor –
Indonesia) Tahun 2005
Up.
Date : 22 Juli 2020
Bibit Kesambi (Scleichera oleosa. Merr)
Ekologi
dan Tempat Tumbuh
Penyebaran kesambi merentang
sejak kaki Pegunungan Himalaya dan Dataran Tinggi Dekkan bagian barat di anak benua India, terus ke Srilangka hingga Indocina. Kemungkinan pd masa
lampau tumbuhan ini dibawa masuk ke kawasan Malesia, termasuk Indonesia, dan kemudian
meliar di sana. Di
Indonesia terutama ditemukan di wilayah - wilayah dengan musim kemarau yg kuat, mulai dr belahan timur Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku (Seram dan Kepulauan Kai); liar atau ditanam.
Di Jawa, kesambi umumnya ditemukan di dataran rendah, namun dapat hidup
s.d ketinggian sekitar 1.200 m dpl, pada kisaran curah hujan antara 750 s.d 2.500 mm
per tahun. Pohon ini juga ditemukan
tumbuh liar di savana, hutan tropika gugur daun,
dan hutan - hutan jati. Kesambi meluruhkan daun di musim kemarau,
meski hanya sebentar saja tak berdaun.
Deskripsi
Tanaman
Berumah dua (dioesis), kekar, sering bengkok,
tinggi mencapai 40 m dan gemang batang sampai 2 m, meskipun
kebanyakan kecil dr itu. Berbanir kecil, pepagan berwarna abu - abu.
Daun - daun majemuk menyirip genap dengan 4 s.d 8 anak
daun bentuk jorong memanjang, kadang - kadang bundar telur atau bundar telur
sungsang 4,5 s.d 18, 5 s.d 25 x 2,5 s.d 9 cm, yang ujung terbesar, gundul, seperti kertas atau seperti
jangat, yang muda berwarna jambon. Bunga - bunga terkumpul
dalam malai berbentuk tandan, 6 s.d 15 cm, berjejalan pada pangkal tunas
yang muda, sering bercabang pendek. Bunga tanpa mahkota, kelopak 4 s.d 5
menyatu pada pangkalnya, bertaju bundar telur atau menyegitiga, 1 s.d 1,5 mm, berambut tipis di kedua sisinya, kuning hijau. Benang sari 4 s.d 9. Buah bentuk
gelendong lebar atau agak bulat telur, 1,5 s.d 2,5 x 1 s.d 2 cm, dengan
ujung meruncing, licin atau berduri tempel sedikit, kuning. Biji 1s.d
2 butir, hampir bulat, lk. 12 x 10 x 8 mm, coklat, terselubung salut biji yang kekuningan, tipis, asam manis.
Manfaat
dan Kegunaan
Kayu kesambi terutama kayu terasnya padat, berat, dan sangat keras, berwarna merah
muda hingga kelabu. Kayu ini ulet, kenyal, dan tahan terhadap perubahan kering
dan basah berganti - ganti, sehingga pd masa silam kerap dimanfaatkan
sebagai jangkar perahu. Tidak mudah menyerpih, kayu kesambi
sering dipakai membuat alu, silinder - silinder dalam penggilingan, dan
perkakas rumah tangga umumnya. Mempunyai nilai energi yg tinggi hingga 20.800
kJ/kg, kayu ini disenangi sebagai kayu bakar dan bahan pembuatan arang.
Pepagan kesambi dimanfaatkan untuk menyamak kulit, mewarnai batik,
mengelatkan nira agar tidak masam ketika difermentasi, serta untuk campuran lulur. Pepagan yg
digerus halus dan dicampur minyak, digunakan sebagai obat kudis.
Daunnya yg muda, mentah atau direbus, dimakan sebagai lalap.
Buah kesambi yang telah masak dimakan segar, atau, mentahnya dijadikan asinan.
Bijinya, langsung atau setelah lebih dulu dipanggang sebentar, dikempa
utk mendapatkan minyaknya. Minyak kesambi ini (Jw., kecacil)
mengandung sedikit asam sianida, dan digunakan utk mengobati kudis dan luka - luka. Di Sulawesi Selatan, minyak kesambi ini dimasak dengan
pelbagai rempah-rempah dan harum - haruman,
dijadikan aneka minyak berkhasiat obat, termasuk di antaranya "minyak makassar" (Macassar oil) yang terkenal
untuk merawat rambut. Minyak ini setelah dicampur dengan bahan lain, seperti
tepung kapur dapat dijadikan salep obat atau untuk menambal celah (memakal,
mendempul) perahu. Dahulu, minyak kesambi ini juga dijadikan minyak lampu,
minyak makan dan bahan pembuat sabun.
Daun - daun, pucuk rerantingan, dan limbah biji (bungkil) sisa pengempaan
dijadikan pakan ternak. Sementara itu dalam industri kehutanan, pohon kesambi merupakan salah satu pohon inang
terpenting bagi kutu lak (Laccifer
lacca). Lak dan syelak (shellac), resin lengket yg digunakan sebagai
bahan pewarna, pengilat makanan, dan pernis, terutama dihasilkan oleh India.
Di Indonesia, lak diproduksi oleh Perhutani di Probolinggo.
Harga
: Hubungi Hp (WA)
Sumber
:
Atlas Benih Tanaman Hutan
Indonesia Jilid II. Balai Penelitian
Teknologi Berbenihan Tanaman Hutan.
2001.
Up.
Date 14 Juli
2020
|
Bibit Suren (Toona sureni) Ekologi dan Tempat Tumbuh Di Indonesia menyebar di Sumatera, Jawa dan sebagian Kalimantan serta Maluku. Tumbuh sampai ketinggian 1.200 mdpl, pada tanah subur, di daerah pegunungan, dengan tipe iklim A (Schmidt & Ferguson) dan suhu rata – rata tahunan berkisar 22ºC. Pada tanah yang basah tumbuhan ini biasanya tidak menggugurkan daun.
Deskripsi Tanaman Pohon suren berbatang besar dan berbanir pada bagian bawahnya. Tinggi pohon dapat mencapai 40 m dan diameter sampai 20 cm. Kulit batangnya beralur dangkal, berwarna abu – abu tua sampai abu – abu kecoklatan, berbau seperti kayu cendana. Tajuknya lebar, lebat namun tidak simetris, perakarannya bercabang namun dangkal.
Manfaat dan Kegunaan
Kayunya cukup dikenal masyarakat dan banyak dibudidayakan untuk kayu pertukangan sehingga dikembangkan dihutan rakyat. Karena pertumbuhannya cepat maka pohon suren dapat dijadikan tanaman pinggir jalan, selain itu dijadikan tanaman pelindung diperkebunan. Di Sumatera Barat kayu suren digunakan untuk kayu ukiran (kerajinan).
Harga : Hubungi no HP (WA)
Sumber :
Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan Bogor (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementrian Kehutanan), 2011
Up. Date : 18 Februari 2021 |
Bibit Beringin (Ficus benjamina) |
Umumnya pohon beringin banyak ditemukan di kawasan hutan tropis pada ketinggian 600 mdpl. Namun pohon ini juga dapat tumbuh di daerah hutan dataran rendah hingga hutan dataran tinggi, serta daerah terbuka. Di seluruh kawasan Nusantara, kita dapat menemukan pohon berakar gantung ini. Secara umum wilayah penyebaran pohon beringin adalah di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, serta sebagaian Pulau Sulawesi. Beringin adalah tumbuhan asli dari Asia dan Australia. Varietas beringin yang baru saja dideskripsikan, Ficus benjamina var. Bracteata ditemukan di hutan karang yang terangkat di daerah Taiwan selatan. Beberapa spesies beringin juga telah dinaturalisasi di Hindia Barat serta di negara bagian Florida dan Arizona di Amerika Serikat.
Deskripsi Tanaman
Tanaman beringin yaitu tanaman jenis pohon yang berakar tunggang, dan bisa untuk tumbuh tinggi menjulang sampai ketinggian kira - kira sekitar 20 – 25 cm. Batang dari pohon beringin ini berbentuk bulat dan tegak, permukaan batang kasar, percabangannya simpodial dan mempunyai warna cokelat kehitaman. Daun tanaman beringin ini berbentuk jorong atau ovalis, dengan pangkal daun yang berbentuk tumpul dan pada bagian tepi daun terlihat merata dan halus.
Manfaat dan Kegunaan
Tanaman Beringin ini mempunyai sebuah perakaran yang dalam serta banyak, hal tersebut mempunyai dampak positif yaitu untuk menambah titik mata air seiring dengan akan bertambahnya umur pohon. Perakaran dalam dari beringin ini bisa menembus lapisan air tanah paling dangkal sehingga bisa membuka sebuah aliran air permukaan baru serta menjadi mata air. Beberapa jenis pohon beringin bisa digunakan untuk bisa mempertahankan kelestarian mata air, mengurangi erosi, serta tanah longsor. Hal ini disebabkan karena perakaran, percabangan, serta kanopi dari pohon beringin bisa mengurangi berbagai percikan air hujan. Sehingga kerusakan yang ada pada lapisan permukaan tanah ini akan menjadi rendah serta infiltrasi air ke tanah akan menjadi lancar.
Harga : hubungi HP (WA)
Sumber :
https://rimbakita.com/pohon-beringin/
https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-beringin/
Up. Date : 12 Oktober 2021
Bibit Salam (Syzygium polyanthum) Ekologi dan Tempat
Tumbuh Salam adalah nama pohon penghasil daun rempah yang digunakan
dalam masakan nusantara.
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Indonesian bay-leaf atau Indonesian
laurel, sedangkan nama ilmiahnya adalah Syzygium polyanthum. Salam menyebar di Asia Tenggara mulai
dari Burma, Indocina, Thailand, Semenanjung Malaya, Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Pohon ini
ditemukan tumbuh liar di hutan - hutan primer dan sekunder, mulai dari tepi pantai
hingga ketinggian 1.000 m (di Jawa), 1.200 m (di Sabah) dan 1.300 mdpl (di Thailand); kebanyakan merupakan
pohon penyusun tajuk bawah. Tanaman salam tumbuh pada tanah dengan ketinggian 225 - 450 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan 3.000 - 4.000 mm/tahun pada jenis latosol kehitaman. Deskrkipsi Tanaman Pohon berukuran
sedang mencapai tinggi 30 m dan gemang 60 cm.
Pepagan (kulit batang) berwarna coklat
abu - abu, memecah atau bersisik. Daun tunggal terletak
berhadapan, dengan tangkai hingga 12 mm.
Helai daun berbentuk jorong - lonjong,
jorong sempit atau lanset, 5 - 16 x 2,5 – 7 cm, gundul, dengan 6 - 11 urat
daun sekunder, dan sejalur urat daun intramarginal tampak jelas dekat tepi
helaian, berbintik kelenjar minyak yang sangat halus. Karangan bunga berupa
malai dengan banyak kuntum bunga, 2 – 8 cm, muncul di bawah daun atau
kadang-kadang pada ketiak. Bunga kecil -
kecil, duduk, berbau harum, berbilangan 4; kelopak seperti mangkuk, panjangnya
sekitar 4 mm; mahkota lepas - lepas, putih, 2,5 - 3,5 mm; benang sari
banyak, lk. 3 mm, terkumpul dalam 4 kelompok, lekas rontok; piringan
tengah agak persegi, jingga kekuningan. Manfaat
dan Kegunaan Daun
salam digunakan terutama sebagai rempah pengharum masakan di sejumlah negeri
di Asia Tenggara, baik untuk masakan daging, ikan, sayur mayur,
maupun nasi.
Daun ini dicampurkan dalam keadaan utuh,
kering ataupun segar, dan turut dimasak hingga makanan tersebut matang. Rempah ini memberikan aroma herba yang
khas namun tidak keras. Di pasar dan di
dapur, salam kerap dipasangkan dengan laos alias lengkuas. Kayu yang tergolong
ke dalam kayu kelat (nama
perdagangan) ini dapat dipergunakan sebagai bahan bangunan dan perabot rumah
tangga. Kulit batang salam
mengandung tanin,
kerap dimanfaatkan sebagai ubar (untuk mewarnai dan mengawetkan)
jala, bahan anyaman dari bambu dan lain - lain. Kulit batang dan daun salam biasa digunakan
sebagai bahan ramuan tradisional untuk menyembuhkan sakit perut. Buah salam dimakan orang juga, meski hanya
anak - anak yang menyukainya. Secara tradisional daun salam digunakan sebagai
obat sakit perut. Daun salam
juga dapat digunakan untuk menghentikan buang air besar yang berlebihan. Pohon
salam bisa juga dimanfaatkan untuk mengatasi asam urat, stroke, kolesterol tinggi,
melancarkan peredaran darah, radang lambung, diare, gatal -gatal, kencing manis, dan lain - lain. Harga : hubungi HP (WA) Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Salam_(tumbuhan) Up. Date : 08 Oktober 2021 |
Bibit Bisbul (Diospyros blancoi)
Ekologi
dan Tempat Tumbuh
Pohon bisbul tumbuh baik di
daerah iklim Monsoon, sampai dengan ketinggian 800 m dpl, serta menyukai tanah
yang basah dan berdrainase baik. Bisbul
merupakan tanaman yang terkenal di Filipina dan tersebar secara luas di daerah
hutan dataran rendah dan sedang, banyak dibudidayakan sebagai tanaman untuk
halaman rumah atau kebun. Jenis ini
telah pula dikembangkan di negara – negara tropis lainnya.
Deskripsi
Tanaman
Tinggi pohon antara 7 – 15
m, namun ada yang mencapai 32 m, dengan diameter batang antara 50 – 80 cm. Bertajuk rimbun yang bentuknya bulat,
kadang - kadang menyerupai kerucut. Terdapat bunga jantan dan betina, berwarna
putih kekuningan serta berbau harum.
Berdaun tunggal, daun tersusun secara berseling, helaian daun berbentuk
bulat memanjang, tepi rata dengan ukuran daun 8 – 30 cm x 2,5 – 12 cm.
Manfaat
dan Kegunaan
Karena bentuk arsitektur
tajuknya yang rimbun, serta buahnya yang berwarna, maka tanaman ini banyak
digunkan sebagai tanaman pelindung jalan atau taman kota. Kayunya dapat digunakan
untuk membuat alat – alat rumah tangga atau bahan kerajinan. Buahnya
dapat dimakan, adapun kaandungan dari buah ini adlah 83,0 – 84,3 gr air, 2,8 gr
protein; 0,2 gr lemak; 11,8 gr karbohidrat; 1,8 gr serat; 46 mg kalsium; 18 mg
phospor, 0,6 mg zat besi; 35 IU Vitamin A; 0,02 mg thiamin serta 18 mg Vitamin
C. Rata - rata energinya adalah 332
KJ/100 gr.
Harga
: Hubungi Hp (WA)
Sumber
:
Balai Penelitian Teknologi
Perbenihan Tanaman Hutan Bogor (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Kementrian Kehutanan), 2011
Up.
Date : 22 Juli 2020
|
Bibit Sengon Merah (Albizia chinensis) Ekologi dan Tempat
Tumbuh Sengon dijumpai secara alami
di hutan luruh daun campuran di wilayah
lembap dan ugahari, dengan curah hujan antara 1.000 – 5.000 mm per tahun. Pohon
ini didapati pula di hutan -hutan sekunder, di sepanjang tepian sungai,
dan di sabana,
hingga ketinggian 1.800 m dpl. Sengon beradaptasi dengan baik pada tanah - tanah miskin ber-pH tinggi, atau yang
mengandung garam,
juga tumbuh baik di tanah aluvial lateritik dan tanah berpasir bekas tambang. Sebaran alami sengon meliputi India, Burma, Thailand, Kamboja, Laos, Tiongkok, Vietnam,
dan Indonesia;
diintroduksi ke Australia. Di
Indonesia, sengon menyebar di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara;
dibawa masuk dan dibudidayakan di Sumatra dan Kalimantan. Deskripsi Tanaman Pohon yang
menggugurkan daun, berukuran sedang hingga tinggi, 30 – 45 m, dan gemang batangnya
70(–140) cm. Pepagan agak halus, di luarnya abu-abu gelap, dengan
gigir - gigir melintang, berlentisel, tipis; pepagan bagian dalam setebal
5 mm,
merah jambon. Ranting-ranting muda
bersegi dan berambut. Daun - daun majemuk menyirip berganda, dengan 4 –14
pasang sirip; tulang daun utama 10 – 25 cm, berambut, dengan kelenjar
dekat pangkal tangkai daun dan pada pertemuan tulang sirip. Daun penumpu besar,
bundar telur miring dengan pangkal yang setengah berbentuk jantung, seperti
membran, dengan ekor di ujungnya; lekas rontok.
Sirip - sirip 4 – 14 cm panjangnya, dengan 10 – 45 anak daun per
sirip, duduk, berhadapan. Anak daun
memanjang sampai bentuk garis, dengan ujung runcing, miring, sisi bawah hijau
biru, 6 –13 × 1,5 – 4 mm, tulang daun tengah sangat dekat dengan tepi atas. Manfaat
dan Kegunaan Sengon
menghasilkan kayu yang ringan sampai agak ringan, dengan densitas 320 – 640 kg/m³
pada kadar air 15%. Kayu agak
padat, berserat lurus dan agak kasar, namun mudah dikerjakan. Kayu sengon
biasa dimanfaatkan untuk membuat peti, perahu, ramuan rumah dan jembatan.
Di Sabah,
kayu A. chinensis diperdagangkan sebagai kayu ‘batai’, dalam
campuran bersama kayu-kayu A. pedicellata dan Paraserianthes falcataria. Sebagaimana
kulit kayu ki hiang,
pepagan sengon mengandung bahan yang dapat digunakan untuk membius ikan di sungai. Pepagan ini pada masa lalu juga dimanfaatkan
sebagai bahan sabun. Harga :
bubungi HP (WA) Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Sengon
Up. Date : 27
Oktober 2021 |
Cerobium |
Bibit Kemenyan (Styrax sp) Ekologi dan Tempat
Tumbuh Styrax adalah
nama marga perdu - perduan atau pohon kecil anggota suku Styracaceae. Marga yang
beranggotakan sekitar 130 spesies ini kebanyakan menyebar di Asia timur dan tenggara di wilayah beriklim hangat
hingga tropika di sebelah
utara katulistiwa
meskipun juga menyebar ke belahan bumi selatan di Amerika
Selatan. Beberapa spesiesnya merupakan pohon - pohon
penghasil kemenyan. Tetapi
jenis kemenyan yang paling umum dibudidayakan secara luas di Sumatra Utara adalah jenis kemenyan
toba dan kemenyan durame. Styrax
sumatrana J.Sm adalah jenis pohon kemenyan yang pada umumnya tumbuh di
daerah kabupaten Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah yang hasilnya dikenal
dengan nama daerah “Haminjon”
atau "kemenyan toba". Kemenyan toba biasa dikenal juga dengan Styrax Paralleloneurum. Deskripsi Tanaman Kemenyan termasuk
pohon besar, tinggi dapat mencapai 24 - 40 M dengan diameter 60 –100 cm. Batang lurus dengan percabangan sedikit. Kulit beralur tidak terlalu dalam (3 – 7 mm),
kulit berwarna merah anggur, kulit luar halus sampai retak - retak ke arah vertikal
atau berlekuk halus, kulit bagian dalam lunak, berwarna coklat sampai merah,
merah muda atau merah keunguan, kayu gubalnya berwarna putih. Kemenyan berdaun tunggal dan tersusun
secara spiral, daun berbentuk oval bulat, bulat memanjang (elips) dengan dasar
daun bulat dan ujung runcing. Panjang
daun dapat mencapai 4 –15 cm, lebar daun 5 - 7,5 cm, tangkai daun 5 –13 cm,
helai daun mempunyai nervi 7 - 13
pasang. Helai daun halus, permukaan
bawah agak mengkilap berwarna putih sampai abu - abu. Warna daun jenis kemenyan Toba lebih gelap
kecoklatan dan lebih tebal dibandingkan jenis durame. Manfaat dan
Kegunaan Pada industri farmasi, kemenyan dikenal dengan nama yang cukup keren : Frankincense, Olibanum, Salai guggal, atau
Boswellia serrata. Soal aroma bau wanginya, bahan dari frankincense digunakan di industri
parfum sebagai fix active, yaitu
untuk menahan aroma wangi lebih lama, berarti sebagai bahan yang sangat
menentukan kualitas suatu parfum. Para peneliti dari Universitas Leicester mengatakan, kemenyan mengandung
senyawa kimia yang memiliki potensi untuk membunuh sel – sel kanker dan hal ini
mampu mengobati penyakit kanker seperti kanker payudara, prostat, ovarium dan
usus besar. Kulit batang kemenyan berkhasiat
sebagai obat penenang. Untuk obat
penenang dipakai + 3 gram kulit batang kemenyan, dicuci lalu ditumbuk halus,
diseduh dengan 1 gelas air matang panas, setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sekaligus (Jojo, 2012). Harga : hubungi HP (WA) Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kemenyan https://rubi77botani.wordpress.com/2017/11/14/deskripsi-dan-klasifikasi-tanaman-kemenyan/ Up. Date : 12 Oktober 2021 |
Bibit Formis (Acacia auriculiformis) Ekologi dan Tempat Tumbuh Acacia auriculiformis merupakan
tanaman asli dari indonesia yang asalnya dari bagian selatan Papua, serta
tersebar di Papua Nugini, bagian utara Australia, Malesia (New Guinea, Pulau
Kai) diintroduksi ke Malesia Barat dan dinaturalisasikan di Malaya. Habitatnya
di savana Kayu putih, tepi hutan dekat rawa – rawa, tepi mangrove pada
ketinggian 0-90 m di atas permukaan laut. Deskripsi Tanaman Pohon dengan tajuk melebar, tinggi
sampai 28 m. Daunnya merupakan daun semu, dimana tangkai daunnya melebar
menyerupai helaian daun (disebut filodia), berbentuk kurva atau bulan sabit,
hijau keabu-abuan. Bunganya kuning emas, harum dan banyak jumlahnya. Polong :
coklat, sering ditutupi oleh lapisan seperti seperti lilin, pipih, terpilin
atau terpelintir. Bijinya hitam dan lonjong. Manfaat dan Kegunaan Kegunaannya penghasil tanin
(batangnya); penghasil kayu (bahan bangunan); tanaman tepi jalan. Kayu ini
banyak dimanfaatkan sebagai kayu energi, dimana kayu energi dari Acacia
auriculiformis lebih baik dibandingkan dengan kayu energi Acacia mangium.
Selain itu juga dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan pellet arang, membuat
mebel, kontruksi bangunan dan kerajinan kayu, particle board. Perakaran akasia
yang dangkal, padat dan tersebar membuat akasia cocok sebagai tanaman konservasi,
yaitu untuk pengendalian erosi. Harga
: hubungi HP (WA) Sumber : Koleksi polong – polongan Kebun Raya
Purwodadi (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Kebun Raya Purwodadi) Tahun 2001 https://dlhk.jogjaprov.go.id/keanekaragaman-akasia-di-daerah-istimewa-yogyakarta Up. Date : 26 Oktober 2021 |
Bibit Karpa (Acacia Crassicarpa) Ekologi
dan Tempat Tumbuh Acacia crassicarpa tumbuh alami di bagian Timur Laut
Queensland, Barat Daya Papua New Guinea dan di bagian Tenggara Irian Jaya. A. crassicarpa umumnya
tumbuh di daerah tropik dan subtropik, yang secara geografis terletak pada 8 - 20°S,
dengan ketinggian tempat berkisar pada 0 – 200 (-450) m dpl, dan dengan curah
hujan tahunan berkisar antara 500 mm (di Australia) hingga 3.500 mm (di Papua
New Guinea dan Irian). Tempat tumbuh
jenis ini memiliki rata - rata suhu udara minimum berkisar pada 15 - 22°C dan
suhu udara maksimum adalah 31 - 34°C. A. crassicarpa dapat
tumbuh pada berbagai tipe tanah (calcareous beach sands, yellow earths derived
from granite, red earths on basic volcanic rock to alluvial and colluvial soils
derived from a variety of parent material). Di Papua New Guinea dan Irian Jaya, A. crassicarpa ditemukan
tumbuh pada tanah lapang yang bergelombang, pada tempat - tempat dengan
pengairan yang baik, tanah - tanah dengan kadar asam tinggi. Pada dataran rendah di Pantai Selatan
Queensland, A.
crassicarpa tumbuh pada daerah terbuka dan pada dataran
berpohon yang didominasi Eucalyptus
pellita F. v. Mueller, Eucalyptus
tereticornis Smith atau Eucalyptus tessellaris F. v. Mueller. Deskripsi Tanaman Bentuk pohon berukuran kecil atau sedang,
tingginya dapat mencapai 25(-30) m; batang lurus tegak berdiameter 50 cm. Kulit
batang berwarna coklat keabuan, keras dan kulit batang dalam berwarna merah dan
berserat. Daunnya berbentuk seperti bulan sabit, panjang 8 - 27
cm dan lebar 1- 4.5 cm, berwarna hijau keabuan; memiliki 3 urat daun utama yang
jelas, kekuningan. Perbungan bulir berwarna kuning cerah,
panjangnya 4 - 7 cm; tangkai bunga tebal, panjangnya 5 - 10 mm; mahkota bunga 5
helai yang panjangnya 1.3 - 1.6 mm, biseksual; daun kelopak bunga, panjang 0.5 -0.7 mm; benang sari panjangnya 2 - 3 mm;
buah kering, berbentuk bulat telur, pipih, panjang 5 - 8 cm dan lebar 2 - 4 cm,
berwarna coklat kusam. Biji berbentuk
memanjang, panjang 5 - 6 mm dan lebar 2 - 3 mm, berwarna hitam. Manfaat dan Kegunaan Kayu A. crassicarpa merupakan sumber bahan kayu bakar, konstruksi,
furnitur, pembuat lantai, dan pembuat kapal. Pohonnya memberikan naungan dan mengendalikan
pertumbuhan gulma, selain itu merupakan jenis yang efektif untuk rehabilitasi
lahan yang diserang Imperata cylindrica (L.) Raeuschel. Di Papua New Guinea, dilaporkan bahwa jenis
ini merupakan koloni yang kuat untuk tumbuh pada lahan - lahan yang
terdegradasi akibat perladangan berpindah. Harga : hubungi HP (WA) Sumber : https://arboretumciamis.com/jenis-pohon/akasia-krasikarpa/ Up. Date : 14 Oktober 2021 |
Mahoni (Swietenia macrophylla King.)
Ekologi
dan Tempat Tumbuh
Mahoni berasal dari Amerika
Tengah dan Selatan. Pertama masuk tahun
1872 dibawa oleh pedagang India.
Merupakan jenis tropis, di Indonesia khususnya banyak ditemui diseluruh Pulau
Jawa. Tumbuh pada ketinggian antara 50 –
1400 m dpl dengan curah hujan 1.920 – 4.800 mm/tahun. Jenis tanah yang paling sesuai adalah tanah
yang berdrainase baik, toleran terhadap tanah liat dan basa.
Deskripsi
Tanaman
Tinggi pohon mahoni dapat
mencapai 35 – 40 m, dengan diameter sampai 125 cm. Bentuk batang slindris, tajuk berbentuk
kubah, daun berwarna hijau gelap. Buah
berbentuk bulat lonjong, berukuran besar dengan warna coklat.
Manfaat
dan Kegunaan
Produk utama tanaman ini
adalah kayunya, karena kayu mahoni termasuk kayu mewah sehingga harganya cukup
tinggi. Buahnya dapat digunkan untuk
obat malaria. Mahoni dibawa dari Amerika
Tengah, dan masuk ke Indonesia, ditanam sebagai tanaman pelindung, sehingga sampai
saat ini tanaman mahoni banyak ditanam di perkotaan sebagai tanaman peneduh. Tanaman
ini juga merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat menyerap partikel timbal
serta debu semen, sehingga cocok ditanam di pinggir jalan serta pada daerah
industri.
Harga
: Hubungi Hp (WA)
Sumber
:
Balai Penelitian Teknologi
Perbenihan Tanaman Hutan Bogor (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Kementrian Kehutanan), 2011
Up.
Date 22 Juli
2020
|
Bibit Gayam (Inocarpus fagiper) Ekologi dan Tempat Tumbuh Pohon
ini pada umumnya ditanam di pedesaan sebagai peneduh pekarangan dan kuburan. Pohon ini sering kali tumbuh
berdekatan dengan kolam atau mata air sehingga diduga memiliki
kemampuan menyerap air yang kuat dari sekitarnya. Karena anggapan itu, gayam juga merupakan
salah satu tumbuhan penghijauan. Penyebaran
pohon gayam (Inocarpus fagifer) ada disepanjang dataran Indo
- Melayu namun untuk saat ini keberadaannya mulai berkurang. Bukan tanpa alasan karena perubahan masyarakat
yang lebih mengarah diarea perindustrian. Selain itu juga dirasa minimnya pengetahuan
kemanfaatan pohon tersebut memicu sering ditebangnya pohon ini. Untuk keberadaannya sekarang yang masih banyak
kita temui yakni ada di Kabupaten Tuban Provinsi jawa Timur. Ada beberapa daerah yang masih mempertahankan
kearifan lokal ini hingga saat ini karena kepercayaan masyarakat akan arti dari
sebuah filosofi Gayam Gayuh Ayem (bahasa Jawa). Deskripsi Tanaman Pohon Gayam
dapat mencapai tinggi 30 m dan diameter batang 65 cm. Batangnya sering bergalur tidak teratur,
panjang 1 - 3 m; kulit coklat tua, sedikit terkelupas, kulit bagian dalam
menghasilkan eksudat merah. Tangkai daun panjang 0,5 - 1,5 cm, diakses
harum; calyx tubular dengan 2 - 5 gigi; kelopak 5, tidak sama,
panjang 1 - 1,5 cm, putih atau kuning, benang sari 10 dalam 2 seri, berganti
panjang dan pendek. Pod sangat bervariasi, bijinya, pipih, reniform atau
berbentuk baji, 5 - 10 cm × 5 - 8 cm × 4 - 5 cm, berusuk atau halus, sebagian
besar padat, puber halus kompilasi muda. Panjang benih hingga 8 cm,
dengan kulit biji sangat keras dan endosperma putih. Manfaat dan Kegunaan Buah gayam dinyatakan bisa membersihkan sistem pencernaan dan membantu
proses penyerapan makanan. Kandungan flavonoid-nya mampu membantu sistem imun tubuh dan kandungan
vitamin C-nya cukup tinggi. Sementara daunnya bisa dijadikan obat diare dengan cara merebus. Harga : hubungi HP (WA) Sumber : http://bpdasbarito.or.id/gayam/ https://id.wikipedia.org/wiki/Gayam Up. Date : 11 Oktober 2021 |
Bibit Gaharu (Aquillaria malaccensis) Ekologi dan Tempat Tumbuh Secara
ekologis sebaran tumbuh pohon penghasil gaharu di Indonesia, dapat dijumpai di
berbagai wilayah hutan Jawa, Sumatera, Kalimantan, Maluku, Papua, dan Nusa
Tenggara, pada daerah ketinggian antara 0 – 2400 mdpl, tipe iklim A atau B
dengan parameter suhu udara antara 80 – 90% serta tumbuh pada daerah bercurah
hujan antara 1.000 - > 2.000 mm/tahun. Deskripsi Tanaman Pohon
dengan tinggi batang yang dapat mencapai 35 – 40 m, berdiameter sekitar 60 cm,
kulit batang licin, berarna putih atau keputihan, dan berkayu keras. Daunnya lonjong memanjang dengan panjang 5 – 8
cm dan lebar 3 – 4 cm. Ujung daun runcing dengan warna daun hijau mengkilap. Bunga berada diujung ranting atau di ketiak atas
dan bawah daun. Buah berada dalam
polongan berbentuk bulat telur atau lonjong berukuran panjang sekitar 5 cm dan
lebar 3 cm. Biji berbentuk bulat atau
bulat telur yang tertutup bulu – bulu halus berwarna kemerahan. Manfaat dan Kegunaan Secara
turun – temurun, masyarakat pedalaman di berbagai daerah telah memanfaatkan
tumbuhan penghasil gaharu dalam bentuk bahan hidupan dari akar, daun, kulit,
dan buah sebagai bahan campuran ramuan obat tradisional (jamu – jamuan), baik
untuk pengobatan atau menjaga kesehatan seperti untuk malaria, darah tinggi,
dan kencing manis. Masyarakat Timur
Tengah, Saudi Arabia, Uni Emirat, Yaman, Mesir, Oman, dan lain – lain, gaharu
dibutuhkan sebagai bahan pengharum tubuh atau ruangan. Sedangkan oleh
masyarakat di wilayah Asia Timur (China, Taiwan, Korea, dan Jepang) telah
memanfaatkan gaharu selain bahan baku industry parfum, kosmetika, pengawet
berbagai asesoris, juga telah dikembangkan sebagai bahan obat herbal untuk
stress, reumatik, gangguan ginjal, perut, asma, hepatitis, sirosis hati,
pembengkakan liver dan limpa, serta bahan antibiotic TBC. Harga : hubungi no HP (WA) Sumber : Yana Sumarna, 2009, Gaharu budi daya dan
rekayasa produksi, penerbit penebar swadaya Up. Date : 05 Oktober 2021 Ekologi dan Tempat Tumbuh Pulai tersebar di seluruh Indonesia. Nama daerah yaitu gabus, goti, pelaik, pelawai, pulai, pule, tuturan (Smt); ampalai, bintihung, jelentik, kubita, pelai, pelantan (Klm); gabusan, lame, polay, pule (Jw); kasidula, lingaru, loi, mantoti, talanggilala, tongkoya, rita (Slw); angar, bintang, hange, leleko, pule, puli, susu (Mlk); lete, pela, pera (Nt); bengui, jagera, setaka, susuh, (Ij). Nama dinegara lain yaitu basong (Mly); dita (Pl); chatian shaitanwood (Ind); milky, white cheese wood (Aust); mo cia (Vn); mergalang (Swk); shaitan (Fr, Sp, It, Ni, Gm). Pohon pulai mempunyai penampakan besar dan tinggi, batang lurus dan bulat tanpa akar papan atau banir. Percabangannya berkarang dan bertingkat sehingga bentuk tajuknya seperti pagoda. Kulit batang pulai bagian luar kasar berwarna abu-abu putih atau abu-abu coklat sampai kehitaman, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih atau kuning muda. Jenis ini tumbuh pada tanah liat dan tanah berpasir yang kering atau digenangi air dan terdapat juga pada lereng bukit berbatu. Pohon pulai tumbuh pada ketinggian 0 s.d 1000 m dari permukaan laut dalam hutan tropis dengan tipe curah hujan A s.d C. Deskripsi Tanaman Tinggi pohon 40 s.d 45 m, panjang batang bebas cabang 6 – 30 m, diameter mencapai 100 cm, kecuali A. pneumatophora dapat mencapai 100 cm, batang lurus dan beralur dangkal, berbanir yang tingginya 4 s.d 5 m, pada A pneumatophora terdapat akar lutut. Kulit luar berwarna kelabu putih atau kelabu s.d coklat. Pohon mengeluarkan getah berwarna putih, kedudukan daun dalam lingkaran terletak di ujung ranting. Warna kayu teras berwarna Putih s.d krem, kayu gubal berwarna hampir sama dan sukar dibedakan dengan kayu teras. Tekstur kayu agak halus sampai hampir kasar. Manfaat dan Kegunaan Kayu pulai dapat dipakai untuk peti, korek api, cetakan beton dan barang kerajinan seperti kelom, wayang golek, topeng dan lain-lain. Hampir setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan. Mulai dari bagian batang (kulit dan kayu), daun, akar dan getah. Kulitnya dapat digunakan sebagai tonik dan obat penyakit desentri dan malaria. Getahnya dapat digunakan untuk pembuatan permen karet dengan kualitas rendah. Selain itu getah pulai mengandung alkaloid dan dapat digunakan sebagai “folk medicine”. Harga : Hubungi HP (WA) Sumber : Martawijaya, Abdurahim, dkk. 2005. Atlas Kayu Indonesia Jilid I. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor Update : 19 Februari 2021 Bibit Merbau (Intsia bijuga) Daerah
Penyebaran Seluruh Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Maluku, Nusa Tenggara Timur dan Irian Jaya. Habitus
Tinggi pohon mencapai 40 m dengan
panjang batang bebas cabang 4 - 30 m, diameter sampai 100 cm, tinggi banir
sampai 4 m dengan lebar sampai 4 m. Kulit
luar berwana kelabu, kelabu-coklat, coklat muda atau merah muda, beralur
dangkal pada I. bijuga dan tidak
beralur pada I. palembanica, mengelupas
sedikit sampai banyak, besar dan tebal, sedikit bergetah berwarna hitam atau merah tua. Manfaat
dan Kegunaan Manfaat yang diperoleh dari pohon
merbau adalah kayunya dapat digunakan untuk balok, tiang, papan, bantalan, kayu
perkapalan, lantai panil serta mebel. Keberhasilan
penanaman pohon merbau tergantung kepada beberrapa faktor, diantaranya adalah
tersedianya benih yang bermutu tinggi dalam jumlah yang cukup dan tersedia pada
saat dibutuhkan karena biasanya musim buah tidak selalu sama waktunya dengan
musim tanam. Harga
: hubungi nomer HP (WA) Sumber
: http://denikartono.blogspot.com/2016/11/makalah-merbau-intsia-bijuga-tugas.html Atlas
Kayu Indonesia Jilid II (Departemen Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan Bogor-Indonesia) Tahun 2005
Up.
Date : 03 Oktober 2021 Bibit Tanjung (Mimusops elengi) Ekologi dan Tempat
Tumbuh Penyebaran alami jenis ini diperkirakan terdapat di India, Srilanka,
Myanmar, Thailand dan kepulauan Andaman, Indonesia (Aceh, Sumatera Utara,
Lampung, seluruh Jawa dan Bali, Sulawesi Tengah, Maluku, Nusa Tenggara Barat,
Nusa Tenggara Timur, Irian Jaya) hingga kepulauan Solomon, New Caledonia,
Vanuatu, Australia bagian utara dan negara – negara tropis lainnya. Jenis tanaman ini umumnya tumbuh pada
tanah yang subur, baik mendekati laut manapun pada daerah berbatu dengan
ketinggian di atas 600 mdpl, dengan curah hujan kurang, atau pada daerah yang
memiliki musim hujan yang panjang, hanya jenis ini tidak tahan dengan surplus
air tanah yang terus menerus selama lebih dari 2 bulan. Deskripsi Tanaman Tinggi pohon sampai 25 m, panjang batang bebas cabang 8 – 17 m dengan
diameter sampai 100 cm, berbanir sampai 2 m. Kulit luar berwarna kelabu, coklat
atau merah tua sampai hitam, beralur dangkal dan mengelupas. Kayu teras berwarna coklat tua,
sedangkan kayu gubal berwarna lebih muda dengan batas yang jelas dengan kayu
teras. Tekstur kayu halus dan merata, arah serat lurus agak bergelombang atau
sedikit berpadu. Manfaat dan
Kegunaan Kayu tanjung baik untuk lantai, mebel, tangkai alat, patung dan ukiran.
Selain itu dapat juga digunakan untuk perkapalan, jembatan dan bantala.
Bunganya yang wangi mudah rontok dan dikumpulkan di paagi hari untuk
mengharumkan pakaian, ruangan atau untuk hiasan. Bunga ini dan aneka bagian
tumbuhan lainnya juga memiliki khasiat obat. Buahnya dapat dimakan. Air rebusan
pepegannya digunakan sebagai obat penguat dan obat demam. Rebusan pepangan
beserta bunganya digunakan untuk mengatasi murus yang disertai demam. Daun
segar yang digerus halus digunakan sebagai tapal obat sakit kepala; daun yang
dirajang sebagaimana tembakau, dicampur sedikit serutan kayu secang dan
dilinting dengan daun pisang, digunakan sebagai rokok untuk mrngobati sariawan
mulut. Kulit akarnya mengandung banyak tanin dan sedikit alkaloid yang tidak
beracun. Minyak yang dieksak dari biji tumbuhan ini mengandung beberapa asam
lemak. Akarnya yang dicampur dengan cuka dapat digunakan untuk mengobati sakit
tenggorokan. Harga : hubungi no HP (WA) Sumber : Atlas Kayu
Indonesia Jilid II (Departemen Kehutanan, Badan penelitian dan Pengembangan
Kehutanan Bogor-Indonesia) 2005 https://deslisumatran.wordpress.com/2016/11/17/tanjung-mimusops-elengi/ Up. Date : 03 Oktober 2021 Bibit Eboni (Diospyros celebica) Ekologi dan Tempat
Tumbuh Kayu eboni ini tumbuh
di daerah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan
dan
menjadi salah satu komoditas yang banyak sekali diminati, meskipun terbilang
indah dan berkualitas baik pohon yang satu ini mulai cukup langka saat ini. Jenis ini tumbuh pada berbagai tipe
tanah, pada tanah berbatu, berpasir, berkapur, tanah latosol atau podsodik
merah - kuning, asalkan
cukup serang dan tidak terlalu asam dengan iklim basah. Deskripsi Tanaman Tinggi pohon sampai 40 m, panjang batang bebas cabang 10 -12 m, diameter sampai 100 cm, kulit luar berwarna hitam, beralur
dan mengelupas kecil, tinggi banir kadang – kadang sampai 4 m. Kayu teras berwarna hitam dengan garis –
garis berwarna coklat kemerah – merahan. Kayu gubal berwarna coklat kemerah – merahan dan mempunyai batas yang jelas
dengan kayu teras. Tekstur kayu halus sampai sangat halus dan merata. Arah serat lurus atau agak berpadu,
permukaan kayu licin, permukaan kayu mengkilap. Manfaat dan
Kegunaan Kayu eboni banyak dipakai untuk mebel mewah, perpatungan, ukiran, kipas,
barang bubutan, alat - alat dekoratif,
badan sikat, venir mewah, alat musik tiup, dan lain - lain. Manfaat lain dari menanam pohon
eboni adalah membantu penghijauan di area kota maupun daerah di Indonesia. Karena tergolong langka, maka tidak heran jika
pohon ini ditanam di hutan kota dan bahkan di area - area tertentu di kota
besar. Harga
: hubungi HP (WA) Sumber : Atlas Kayu Indonesia Jilid I, Departemen Kehutanan (Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Bogor Indonesia ) 2005 https://rimbakita.com/pohon-eboni/ https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-eboni/
Up. Date : 07- Oktober - 2021 Bibit Jenitri (Elaeocarpus
ganitrus) Ekologi dan Tempat Tumbuh Berdasarkan kisah
– kisah yang diceritakan oleh orang tua di zaman dulu, tanaman jenitri pertama
kali masuk ke Indonesia setelah dibawa oleh seseorang dari India. Orang yang berasal dari India tersebut menanam jenitri di
Kauman, Kebumen, Jawa Tengah. Pohon jenitri mampu tumbuh baik di ketinggian sekitar 350
hingga 1.200 mdpl.
Deskripsi
Tanaman Jenitri
adalah pohon yang dapat tinggi antara 20 m hingga 30 m. Tumbuhan jenitri memiliki batang berkayu, tumbuh tegak
dan memiliki cabang simpodial. Batangnya berbentuk bulat, bertekstur kasar dengan ukuran
diameter sekitar 150 cm. Sementara itu, daun jenitri adalah jenis daun tunggal
dengan bentuk lonjong bergerigi pada bagian tepinya. Tulang daun jenitri memiliki bentuk menyirip dengan
tangkai daun relatif pendek. Ukuran daunnya
sendiri sangat bervariasi. Panjangnya antara 8 sampai 20 cm dengan lebar kurang
lebih 3 sampai 6 cm. Duduk daunnya
sendiri tersebar di area batang. Manfaat dan Kegunaan Sejauh ini, pohon
jenitri hanya dimanfaatkan sebagai jasa lingkungan, yakni perindang tepi jalan,
serta pemanfaatan kayu jenitri sebagai bahan baku kerajinan dan alat musik,
seperti gitar dan piano. Sedangkan buahnya umum digunakan untuk produk kerajinan, seperti : gelang, kalung
dan tasbih. Lebih jauh dari itu, terdapat penelitian mengenai
kandungan buah jenitri. Warnanya yang biru mengindikasikan jika buah jenitri
mengandung antioksidan jenis antosianin. Akan tetapi, kadar antosianin di dalam
buahnya masih kalah tinggi dibanding buah lain seperti anggur dan strawberry. Penelitian lain juga mendapati jika buah jenitri
mengandung zat metabolit sekunder, seperti flavonoid, karbohidrat, protein,
tanin, pitosterol, lemak, dan alkaloid. Kandungan buah jenitri tersebut
dipercaya memiliki beragam manfaat bagi kesehatan. Harga : hubungi HP (WA) Sumber : https://rimbakita.com/jenitri/ Up. Date : 27 Oktober 2021
|
hi, Sir. I need to contact you, can you email me your email address?
BalasHapusHere's mine, jasonlam25@yahoo.com. Thanks. Hope to hear from you soon.
Mr Lam
Dear,
HapusMr Lam
Best regards,
Previously we apologize new respond to you. You can contact me to number 085718805253 or email dzakwan.dzakir01 @ yahoo.co.id. We are sorry for the delay. For your attention and cooperation we say thank you.
Sincerely,
Ether Cahyadi, S. hut
Maaf pak, saya mau nanya, yang bibit schima itu ditanam dari apanya pak ? dari biji atau ada yang dari stek pucuk ?
BalasHapusTerimakasih
Yang butuh isi kayu puspa saya ada 1 ton
BalasHapusMaaf pak saya Pramono. Mau nyari bibit mahoni..Jabon..jati..bungur...Dadap merah... Apa ada?
BalasHapusMuhammad Iman Nashriq, berumur 2tahun mengidap penyakit lelah atau asma sejak berumur 5bulan. Adik ni berulang alik ke hospital sejak umur 5bulan sebanyak 3minggu sekali untuk buat rawatan sehinggalah dia berumur 2tahun. Tapi tetap tak nampak apa2 perubahan makin sembuh ke atau makin baik,tetap sama saja. Ibu cuba memberi rawatan tradisional lain tapi tak ada juga perubahan, keadaan anaknya masih sama. Beliau bersyukur sangat apabila bertemu jus ni daripada seorang kawan, Iman tak perlu lagi dah pergi hospital buat rawatan. Batuk2 biasa ada tapi yang ketaranya Iman dah tak ada semput-semput dan sesak nafas macam dulu lagi. Kalau dulu 3kali sebulan kena pergi sedut gas, sekarang tak perlu lagi. Alhamdulillah.
BalasHapus..........................................................................
Dan ramai lg psakit2 yg gunakan produk ni sembuh dari masalah lutut kronik,kanser dan lain2 yg guna produk jutawan herbs ni. Ini kenyataan bkn rekaan untuk melariskan produk semata2. Benda elok harus dikongsi agar sama2 dapat manfaat,okay.
Nanti boleh hubungi En. Mohd Zuhairi dn pm sendiri testimoni2 td tu yer..😉
9)Jadi saya mintak pd sape2 yg ada sakit kanser x kisah lah kanser apa pon...Call atau terus wasap Pengasasnya sendiri okay👇🏻
En. Mohd Zuhairi - 017468 7570
💐Yg penting ubat nya MAMPU DIBELI dan mujarab..mudah mudahan aaminn..🤲🏼
Call order wasap@call- En mohd zuhairi- 0174687570
😁kalau wasap lambat balas(biasa nya sebab ramai yg wasap dia.)
Tp nanti dia akn blas jugak yer..
#sharepadayangmemerlukan
#sharing is caring